Rabu, 28 Januari 2015

Viganella, Kota Dengan Matahari Sendiri

Viganella, Kota Dengan Matahari Sendiri



Hidup tanpa matahari sepertinya hal yang tidak menyenangkan. Tanpa matahari kita tidak memiliki pencahayaan yang cukup dan akan menghambat aktivitas kita. Matahari juga berperan sebagai pemberi kehangatan, bayangkan saja jika musim dingin tanpa matahari tentunya sangat dingin. Namun bagaimana jika Kota Anda tidak memiliki pencahayaan dari matahari. Inilah yang dialami oleh Kota Viganella.

Viganella adalah sebuah desa kecil di Italia yang terletak di bagian bawah lembah yang dalam sekitar 130 km sebelah utara dari Milan. Desa kecil di Italia ini terletak tepat di bagian bawah lembah yang dalam, dan dikelilingi pegunungan tinggi di semua sisi. Berarti secara alami, setiap tahun dari pertengahan November hingga awal Februari, wilayah ini sama sekali tidak terkena sinar matahari.

Lembah begitu dalam dan bayangan pegunungan menutupi bagian atas seluruh desa dan Desa ini benar-benar terhalang sinar matahari selama tiga bulan panjang selama musim dingin. Pada 11 November matahari menghilang dan tidak muncul kembali sampai 2 Februari. "Ini seperti Siberia," salah satu dari dari 200 warga desa mengatakan. Kembalinya sinar matahari pada 2 Februari dirayakan dengan sukacita setiap tahunnya untuk beberapa abad.

Selama berabad-abad, penduduk desa telah menerima nasib mereka, namun berubah ketika seorang insinyur lokal dan arsitek datang dengan ide cemerlang: menggunakan cermin untuk memantulkan sinar matahari ke desa.

Pada tahun 2005, dengan dukungan dari Pierfranco Midali, Walikota Viganella, 100.000 Euro diberikan untuk proyek pembangunan cermin. Pada bulan November 2006, cermin 40 meter persegi, bobot 1,1 ton, dipasang di lereng berlawanan dari gunung pada ketinggian 1.100 meter. Tentu saja, cermin terlalu kecil untuk menerangi seluruh kota sehingga alun-alun Viganella di depan gereja dipilih untuk pusat pencahayaan. Cermin mengikuti jalan matahari sepanjang hari memantulkan sinar matahari ke desa setengah mil jauhnya dan menerangi area seluas 300 meter persegi selama enam jam sehari dengan dioperasikan komputer.






Setelah cermin dipasang, perubahan positif datang. Pierfranco Midali, walikota memberikan salah satu contoh yang berhubungan dengan Misa Minggu. Di musim dingin, orang-orang biasanya langsung pulang ke rumah setelah berakhirnya Misa dikarenakan terlalu dingin. Tapi berkat cermin, matahari dapat bersinar di gereja dan alun-alun desa, orang dapat tinggal di luar lebih lama untuk berjumpa satu sama lain.

0 komentar:

Posting Komentar